Friday, May 21, 2021

Review The Lost World - Arthur Conan Doyle

Pertama kali aku mengenal Conan Doyle, tentu saja lewat novelnya yang berjudul Sherlock Holmes. Aku masih beranggapan bahwa Conan Doyle merupakan penulis yang sangat genius yang telah menciptakan Holmes yang sampai saat ini masih menjadi ikon
Pop Culture. Setelah habis novelnya Sherlock, aku pun penasaran dengan karyanya yang lain di luar Sherlock Holmes. Ada beberapa kumpulan cerita yg berjudul The Tales of Terror and Mystery, kemudian yang paling menarik perhatianku adalah buku tentang Dunia yang hilang atau The Lost World ini. Sekilas buku ini mempunyai kesamaan judul dengan sub judul buku karya Michael Cricthon, Jurrasic Park 2: The Lost World, yg sama- sama juga berlatar tempat di Amerika Selatan. Mungkin, Jurrasic Park 2: The Lost World nya Cricthon terinspirasi dari karya Doyle ini.

Kisah petualangan ini diliput oleh Edward Malone, seorang wartawan muda untuk Daily Gazzete. Ia mempunyai misi dari atasanya, McArdle untuk membujuk
Professor Challenger, seorang ilmuan zoologi terkenal, menceritakan apa yang telah ia temukan di Amerika Selatan karena publik masih belum mengetahui eksepdisi tersebut tepatnya di mana dan hanya menceritakan dengan samar-samar. Sampai saat ini belum ada seseorang yang berani mewawancarai Professor Challenger mengenai hal itu. 

Edward Malone dengan tekad sekuat baja, juga untuk mengesankan wanita pujaanya yang meinginkan seorang Lelaki yang pemberani dan mampu melakukan hal-hal hebat, ia pun memberanikan diri menemui Professor Challenger. Ia mengekstraksi janji kerahasiaan informasi, dan akhirnya Prof. Challenger mengungkapkan bahwa dia telah menemukan hewan purbakala sejenis dinosaurus hidup di Amerika Selatan. Menindaklanjuti ekspedisi yang seblumnya oleh penjelajah Amerika yang sekarang sudah meninggal bernama Maple White.

Karena Pada pertemuan publik, Prof. Challenger mengalami ejekan dari sainganya Prof. Summerlee dan dianggap mengada-ada mengenai apa yang ia temukan di Amerika Selatan, Ia langsung menantang Prof. Summerlee memverifikasi penemuan tersebut dengan melakukan ekspedisi langsung ke Amerika Selatan. Maka, berangkatlah Professor Challenger bersama Edward Malone sebagai reporter sukarelawan, Profesor Summerlee yang akan menjadi saksi sesama Zoologi, dan Lord John Roxton, seorang bangsawan petualang yang telah berpengalaman, ke Amerika Selatan, ke pedalaman hutan Amazon, ke dunia yang hilang.

Dalam sejarahnya, Hutan Amazon, Amerika Selatan banyak sekali memikat para penjelajah untuk menjelajahi seluruh bagian Amazon. Tak jarang para penjelajah itu tidak kembali, dikarenakan berbagai hal yang masih dianggap misteri. Satu penjelajah meninggalkan jejak untuk penjelajah selanjutnya supaya meneruskan penjelajahanya. Seperti yang dilakukan Professor Challenger dalam cerita ini. Ibaratnya tak peduli ia gugur dalam penjelajahanya, yang penting ia bisa menjadi inspirasi bagi para penjelajah lain untuk melanjutkan obsesinya.

Ada satu hal yang tidak aku setujui mengenai penjelajahan Prof. Challenger ini. Dalam petualanganya, mereka menghadapi manusia kera pintar sejenis pithecanthropus yang sering kali menyerang mereka karena menganggap mereka sebagai pengganggu 'rumah mereka', yang akhirnya mereka menumpas semua manusia kera ini. Somehow related to Darwin's Theory tentang evolusi dan Hukum Alam. Manusia dari Inggris ini bisa disebut sebagai superior karena mempunyai peralatan dan senjata canggih. Mengapa harus memusnahkan semuanya ? tentu saja untuk dianggap sebagai pahlawan bagi penduduk lokal yang masih primitif yang memang juga terganggu oleh keberadaan manusia kera tersebut yang sering kali membunuh penduduk lokal. Sekali lagi manusia berada di puncak rantai ekosistem.

Kalau kalian kira buku ini bakalan seperti Jurassic Park, kalian salah. jenis dinasaurus yang muncul tidak banyak. Hanya ada beberapa seperti Iguanodon, pterodactyl dan stegosaurus yang memang saat itu para spesies tersebut diambang kepunahan, yang tersisa hanya jenis-jenis herbivora.

Buku ini direkomendasikan bagi pembaca yang seoenang dengan novel petualangan klasik yang sedikit dibumbui fiksi ilmiah. Sepanjang perjalanan membaca buku ini, aku tidak harus direpotkan dengan berbagai penjelesan sains. Namun sayangnya, novel ini agak sulit dicari versi terjemahnya, pembaca sepertinya mesti berburu buku ini di toko buku bekas. Tapi kalaupun ada yang berminat membaca dengan bahasa aslinya, bisa baca atau dowload versi epub di Website Project Gutenberg.

Selain sulit dicari, memang buku ini tidak seterkenal Sherlock Holmes, bahkan menurut survey saya di Goodreads, rating buku sekuel dan ketiganya tidak terlalu bagus, bahkan mungkin kurang terkenal dibandingkan Sherlock Holmes. Sepertinya banyak pembaca yang berhenti di buku pertama, seperti saya.
Sir Arthur Conan Doyle pernah mengatakan,
“If in 100 years I am only known as the man who invented Sherlock Holmes then I will have considered my life a failure.”

atau dalam bahasa indonesianya: 

 "Jika dalam 100 tahun saya hanya dikenal sebagai orang yang menemukan Sherlock Holmes maka saya akan menganggap hidup saya gagal."

Sepertinya pembaca Indonesia lebih sedikit mengenal Professor Challenger dibandingkan Sherlock Holmes Pak Doyle. Atau mungkin mereka lebih menikmati adaptasi film dari buku ini? Ternyata The Lost World ini sudah 7 kali dibuat adaptasi layar lebar dari tahun 1925 hingga terakhir tahun 2005 dan beberapa adaptasi Telvisi. Tenang Pak Doyle, anda tidaklah seorang yang hidupnya gagal, bila dilihat kepopuleran Prof. Challenger dalam western culture sepertinya ide cerita ini bisa dibilang sukses.  

Kembali ke buku, sebenarnya saya tidak ingin menyalahkan gaya berceritanya yang terlalu banyak narasi sehingga membuat saya mengantuk, mungkin faktor kekurangan energilah (biasa baca malam dengan sedikit energi yang tersisa) yang menjadi penyebabnya. Tentu saja ini mempengaruhi kualitas membacaku. Azzz andai saja keseharianku hanyalah rebahan dan duduk manis membaca.

Selain itu, saya agak ganggu dengan penempatan kata plato yang merujuk ke dataran tinggi yang ada di Amazon tersebut. Mungkin maksudnya plateau, aku tidak tahu kalau terjemahan plateau menjadi plato. Plato bukanya filsuf Romawi ya? tapi memang sih ketika lihat di google translate pronounciation untuk plateau dibaca atau diucapkan menjadi plaˈtō. Tapi, dengan menggunakan plato sebenarnya lebih simple dibanding menggunakan kata dataran tinggi.

Kalau buku dengan genre fiksi ilmiah dan petualangan seperti ini, review jadi melebar kemana-mana. Sangat menarik untuk dianalisis. Review ini saya posting bertepatan dengan ulang tahun Sir Arthur Ignatius Conan Doyle yang ke 162 tahun. 


Rating Ruang Buku ✭✭✭ (3/5)
Judul : The Lost World (Professor Challenger #1)
Judul Terjemahan: The Lost World
Penulis: Arthur Conan Doyle
Alih Bahasa: An Ismanto 
Penerbit: Indoliterasi
Tahun Terbit: 2013 (Pertama kali, 1912) 
Tebal: 304 halaman

Most Viewed