Tuesday, April 17, 2018

Resensi dan ulasan buku Sense and Sensibility - Jane Austen


Judul : Sense and Sensibility
Penulis : Jane Austen
Format : Soft Cover
ISBN : 6024020171ISBN13:9786024020170
Tanggal Terbit : 1 Juni 2016
Terbit Pertama Kali : 1811, Inggris
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Qanita Klasik
Halaman : 464

Dimensi : 130 mm x 205 mm


Norland Park adalah sebuah rumah besar yang di wariskan kepada Henry Dashwood berlokasi di Sussex, Inggris. Henry Dashwood tinggal bersama istri kedua nya dan keempat anaknya serta 1 menantu perempuan. Anak pertama nya adalah John Dashwood merupakan anak dari istri pertamanya. Ketiga anak perempuanya merupakan dari istri yg kedua, yaitu Elinor, Marianne dan Margaret. Kemudian setelah John Daswood menikah, istrinya Fanny Dashwood (Fanny Ferrars) tinggal bersama di Norland Park.


Semenjak kematian Henry Dashwood tua, suasana Norland Park sudah tidak seperti dulu lagi. John Dashwood menggantikan Henry Dashwood sebagai Pemilik Norland Park berkat rayuan Fanny Dashwood yang tamak. Para wanita Dashwood, Mrs. Dashwood, Elinor, Marriane dan Margaret hanya diwarisi sedikit harta. Fanny Dashwood sering kali menunjukan rasa tidak senang kepada mereka dan menginginkan agar mereka segera meninggalkan Norland.

Elinor dan Edward
Kunjungan adik Fanny Dashwood, Edward Ferrars dengan sifat baik hati dan pendiamnya mampu menarik hati Elinor Dashwood, putri sulung Mrs Henry Dashwood yang bijaksana dan terpelihara. Ia berumur 19 tahun di awal buku. Sebagian besar karakter dan peristiwa novel mencerminkan pemikiran dan wawasan Elinor sehingga ia mewakili Elinor mewakili "Pengertian" atan "Sense". Sementara itu Fanny Dashwood yang egois dan angkuh sangat keras terhadap janda Dashwood dan anak-anak perempuanya, sehingga tidak menginginkan Elinor dekat dengan adiknya, Edward Ferrars.

Semakin lama Mrs. Dashwood merasakan ketidaknyamananya di rumah itu semakin ia ingin pergi dari sana mencari kebahagiaan baru yang terbentang diluar sana bersama ke tiga anaknya. Mereka menemukan sebuah rumah kecil yang bernama Barton Cottage di Devonshire, merupakan daerah pinggiran Barton Park yang dimiliki oleh Sir John dan Lady Middleton. Walaupun tidak sebesar Norland Park, dalam kesederhanaan mereka pun tetap merasakan bahagia.

Para perempuan Dashwood sering mendapatkan undangan dari Sir John, Lady Middleton dan Mrs. Jeanings, ibu dari Lady Middleton, seorang janda yang telah menikahi semua anak-anaknya, ia menghabiskan sebagian besar waktunya mengunjungi anak perempuan dan keluarga mereka, terutama keluarga Middleton dengan mengadakan pesta-pesta kecil di Barton Park. Mereka pun mengundang beberapa teman baik Sir John, salah satunya adalah Kolonel Brandon, 35 tahun pada awal buku ini yang jatuh cinta pada Marianne pada pandangan pertama. Tapi dengan segala tingkah laku nya, Marianne yang berumur 16 tahun menunjukan ketidaktertarikan kepada Kolonel Brandon terutama karena perbedaan umur yang cukup jauh yang mungkin lebih cocok menjadi ayahnya ketimbangan untuk menjadikanya pasangan hidup.



Kemudian ada Willoughby seorang keponakan laki-laki dari tetangga Middletons, sosok gagah yang memikat Marianne dan berbagi kepekaan artistik dan budayanya. Umumnya diasumsikan oleh banyak kenalan mereka bahwa ia bertunangan untuk menikahinya. Setengah mati Marianne jatuh cinta kepada Willoughby. Ia tidak pernah melupakan pertemuan pertamanya dengan Willoughby yang pada saat itu menolong Marianne terjatuh di bukit dengan kakinya yang terkilir pada saat jalan-jalan bersama Elinor. Marianne yang cenderung romantis dan sangat ekspresif Kelebihan emosionalnya mengidentifikasikan dirinya sebagai "Kepekaan" atau "Sensibility" menurut gelar Austen.

Elinor memperingatkan Marianne terhadap tingkah lakunya yang tidak terjaga, tetapi Marianne menolak untuk memeriksa emosinya. Willoughby terlibat dalam beberapa kegiatan intim dengan Marianne, termasuk membawanya untuk melihat rumah yang ia harapkan akan diwariskan satu hari dan mendapatkan kunci rambutnya. Ketika pertunangan, atau setidaknya pengumuman salah satunya, tampaknya sudah dekat,Willoughby memberi tahu Mrs. Dashwood bahwa bibinya, yang menjadi tanggungan finansialnya, mengirimnya ke London untuk urusan bisnis, tanpa batas. Marianne putus asa dan menyerahkan dirinya pada kesedihannya berpisah dengan Willoughby.

Suatu hari Edward berkunjung ke Barton Cottage, ia tempak tetapi tampaknya sedang tidak senang. Elinor takut kemungkinan Edward tidak lagi memiliki perasaan untuknya, tetapi dia tidak akan menunjukkan kesedihannya.

Elinor dan Marianne diminta untuk menemani Mrs. Jeanings pergi ke London untuk beberapa hari. Elinor tidak bisa menolak ajakan tersebut dan merasa tidak tega meninggalkan ibunya berdua dengan adik bungsunya di rumah. sementara Marianne dengan kepergian mereka ke London berharap adanya secercah harapan bisa menemui Willoughby. Banyak hal terjadi di London yang tidak terduga, apalagi setalah kemunculan k kakak beradik Steele, Lucy dan Anna, Kepergian Mendadak Kolonel Brandon, dan ada apa dengan Willoughby ? Mengapa tidak pernah membalas surat nya ?


Menurutku, Sense and Sensibility merupakan romansa klasik yang ambigu. layaknya novel detektif yang membuat pembaca menebak-nebak pelakunya, begitupun novel ini membuatku meneba-nebak siapa yang akhirnya menjadi pasangan Elinor dan Siapa yang menjadi pasangan Marianne. Dan membuatku menebak-nebal siapa yang mendapatkan gelar "Sense" dan Siapa yang mendapat gelar "Sensibility" sesuai judulnya. Novel ini pun banyak menyediakan pelajaran dalam berperilaku dan peninjauan karakter secara psikologi.


Rating Ruang Buku Megga:

✭✭✭ (3/5)



Sense and Sensibility (1995)  movie adaptation:



Diperankan oleh Emma Thompson sebagai Elinor, Kate Winslet sebagai Marianne, Alan Rickman sebagai Kolonel Brandon dan Hugh Grant sebagai Edward Ferrars. 



About Author :

Jane Austen (lahir 16 Desember 1775 – meninggal 18 Juli 1817 pada umur 41 tahun) adalah seorang novelis Inggris, yang gaya realismenya, uraiannya yang tajam tentang kondisi sosial, dan kepiawaiannya meramu gaya narasi bersudut pandang orang ketiga, parodi, dan ironi, telah menjadikannya salah satu penulis dalam kesusasteraan Inggris yang paling disukai dan karyanya dibaca di mana-mana. Dari tahun 1811 hingga tahun 1816, dengan terbitnya Sense and Sensibility (1811), Pride and Prejudice (1813), Mansfield Park (1814), dan Emma (1816), ia sukses sebagai seorang penulis. Ia menulis dua novel lainnya, Northanger Abbey dan Persuasion. Keduanya diterbitkan pada tahun 1818 setelah kematiannya. Novel ketiga yang berjudul Sanditon tidak sempat diselesaikannya karena ia meninggal dunia. (Sumber wikipedia.com)





No comments:

Post a Comment

Most Viewed