Sunday, April 7, 2019

Review dan ulasan Novel The Belly of Paris (Le Ventre de Paris) - Émile Zola




The Belly of Paris atau dalam bahasa Perancis La Ventre de Paris bisa artikan sebagai pusat kota Paris atau 'perut-nya' orang-orang Paris. Tentu saja ini mengacu kepada Les Halles yang merupakan pasar pusat makanan-makanan segar seperti sayuran, keju, mentega, ikan dan daging. Les Halles dibangun oleh Baron Haussmann pada tahun 1850-an. Dalam volume ketiga dari seri Rougon-Macquart ini, Zola mendeskripsikan makanan, karakter, dan jalan- jalan kota Paris dengan cara sinematik yang menakjubkan.


Pada bulan Desember 1851, Florent dituduh berpartisipasi dalam komplotan untuk menggulingkan pemerintah, Florent dideportasi ke Devil's Island di Guyana, Belanda. Namun pada akhirnya, Florent melarikan diri dari Pulau Setan dan kembali ke Paris pada bulan September 1856, pulang ke rumah satu-satunya adik tiri yang ia punya, Quenu. Akhirnya Florent tinggal bersama Quenu, pemilik restoran Charcuterie warisan pamanya. Kedatangan Florent "si buronan" ke Les Halles dan menjadi inspektur ikan tentu saja membuat kegaduhan.




Novel ini disebut Si Kurus dan Si Gemuk. Pertama untuk Si Gemuk, ada kebanggaan tersendiri ketika mereka gemuk, tentunya mereka sangat cukup makan, mereka merupakan kaum borjuis. Sedangkan Si Kurus merupakan kaum miskin. Dalam novel ini pun, Zola menayangkan yang disebut si kurus itu, seperti kisah antara Marjolin dan Cadine, si penjual bunga. Setiap harinya meraka tidur di dalam gerobak sayur. Dalam keheningan malam, mereka bersenang-senang di lorong-lorong Les Halles yang sepi dan menjadikan seluruh Les Halles sebagai rumah mereka.
"Di gudang-gudang bawah pasar unggas mereka menemukan jalan untuk terus tidur bersama. Di dekat balok-balok pemotongan ada beberapa keranjang besar berisi bulu, tempat mereka bisa meregangkan tubuh. Begitu malam tiba, mereka turun dan melewatkan malam di sana. hangat diranjang empuk mereka, ditutupi bulu-bulu sampai ke mata. Biasanya mereka menarik keranjang jauh dari lampu gas; mereka berduaan dikelilingi bau unggas yang keras, tidak bisa tidur karean kokok ayam jantan di tengah kegelapan. Mereka tertawa dan berciuman, penuh kasih sayang meski tidak yakin bagaimana mengungkapkanya."

Deskripsi Zola yang kuat dan refleksi sosial dan politik membuat novel ini menjadi bacaan yang menarik. Zola memperkenalkan pembaca kepada beberapa keluarga dan individu yang berbeda yang terlibat dalam bisnis Les Halles, dan banyak dari mereka tampaknya rajin memata-matai satu sama lain dan kemudian menyebarkan gosip jahat untuk menyebabkan orang saling jatuh cinta bahkan saling membenci. Mereka, terutama para wanita Les Halles, terlalu memikirkan apa yang dikatakan oleh orang lain baik dan buruknya. Mereka hampir melakukakn apa saja demi status mereka agar tidak tercela dan menjadi bahan gosip seantero Les Halles.

Rating Ruang Buku Megga : ✭✭✭✭ (4/5)


2 comments:

  1. Asslamualaikum kak, perkenalkan saya nama saya Winda. Saya mahasiswa tingkat akhir di salah satu universitas di kota Medan. Kebetulan tugas akhir saya berhubungan dengan novel yg kakak review. Jika kaka berkenan, bolehkah saya meminjam atau meminta softcopy dari buku ini? terima kasih :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hai Winda, salam kenal juga.. semoga diberi kelancaran dalam penyusunan tugas akhir skripsinya ...
      bukanya tidak boleh, tapi menurut saya tidak ekonomis. berhubung saya tinggal di Kota sukabumi daerah jawa barat, untuk ongkos kirim saja dari sini ke medan sudah lumayan, hampir seharga bukunya, soalnya skr ini buku ini sudah murah mulai dari 15rb jg sudah tersebar di online. kalau untuk softcopy, saya tidak punya, coba mba Winda download iPusnas di smart phone mba winda, aplikasi untuk pinjam buku online dari Perpustakaan Nasional Indonesia.. saya tda lihat di situ ada soft copy novel ini, tentu saja ini legal.

      Delete

Most Viewed