Saturday, April 24, 2021

Review Around The World in 80 Days (Mengelilingi dunia dalam 80 hari) - Jules Verne


Teringat kata Mark Twain, Explore (Jelajahi), Dream (Bermimpilah), Discover (Temukan) yang sudah mendarah daging dalam kehidupanku sekarang ini. Rasanya seperti mimpi saja bagiku untuk bisa keliling dunia, untuk bisa menjelajahi dan menemukan sesuatu yang baru dan tentu saja pengalaman baru. Kemajuan teknologi jaman sekarang pun memudahkan kita untuk melancong dari tempat satu ke tempat yang lain dan bahkan dari benua satu ke benua lainya bahkan hanya dalam hitungan jam. Mungkin hanya orang kaya dan yang mempunyai banyak waktu saja yang bisa melaksanakan tur mengelilingi dunia. Bagiku itu hanya impian belaka. Tapi setidaknya aku telah melakukan satu hal yang Mark Twain sebutkan, bermimpilah. 
Tapi bagaimana apabila keliling dunia pada abad ke-19 dalam 80 hari ?


Around The World in Eighty Days atau judul terjemahanya Mengelilingi Dunia Dalam Delapan Puluh Hari merupakan buku ke-3 dari Jules Verne yang aku baca. buku ini bukanlah fiksi ilmiah seperti: Twenty Thousand Leagues Under The Sea, dan Journey To The Center of The Earth yang mengandung banyak sekali penjelasan-penjelasan ilmiah/ sains yang kurang aku mengerti, tapi sama halnya dengan buku sebelumnya, buku ini tentang petualangan yang seru dan menegangkan.

Phileas Fogg adalah seorang pria Inggris kaya yang hidup menyendiri. Terlepas dari kekayaannya, Fogg menjalani kehidupan sederhana dengan kebiasaan yang dilakukan dengan presisi matematis. Sangat sedikit yang bisa dikatakan tentang kehidupan sosialnya, selain bahwa dia adalah anggota Reform Club.

Di Reform Club, Fogg menerima tantangan dengan taruhan 20.000 pound untuk mengelilingi dunia selama 80 hari. Fogg bersama pelayanya yang baru, Passerpartout yang lugu, ceroboh, tetapi kepala batu itu menjelajahi rute London, Terusan Suez, Bombay, Calcutta, Hongkong, Yokohama, San Fransisco, New York, dan kembali ke London. Karena cerita berawal pada tahun 1872, kita dibawa melintasi sejumlah besar koloni Inggris seperti Terusan Suez, India, Hongkong, Singapura dan lain-lain.


Namun, perjalanan mereka tidak semulus seperti yang diharapkan.
Sesampainya di Mesir, mereka selalu dibuntuti detektif Scotland Yard bernama Fix karena Fogg mirip dengan sketsa wajah tersangka perampokan di London. Ditengah usaha menghindari kejaran detektif Fix, Fogg harus mengatasi berbagai kesialan dalam petualanganya yang liar, seperti menaiki gajah sebagai alat transportasi dari Bombay ke Calcutta. Selama berjalan menggunakan gajah ini, mereka menyelamatkan seorang wanita Parsi bernama Aouda yang akan dibakar hidup-hidup pada sebuah upacara sati. Kemudian pada saat di Hongkong, 
Passerpartout dicekoki opium oleh detektif Fix, yang membuat Fogg tertinggal kapal SS Carnatic menuju Yokohama.



Fakta dan pandangan penulis terhadap dunia :

Genre petualangan seperti ini meman genre favoritku, apalagi setting cerita pada abad ke-19 ini seperti mesin waktu yang bisa membawaku ikut bertualang ke masa itu. Ada beberapa pandangan penulis terhadap fakta dunia sekitarnya yang ia jabarkan dalam buku ini. Fakta kemajuan teknologi mendukung perjalanan Fogg mengelilingi dunia seperti Selesainya rel kereta antar negara bagian di Amerika pada tahun 1869, Terusan Suez yang dibuka pada tahun 1869 dan Jalur kereta api menghubungkan benua India selesai pada tahun 1870
Kemudian ada juga bebarapa fakta yang menyangkut tradisi dan kebudayaan masyarakat di negara yang mereka kunjungi, seperti fakta tentang ritual kepercayaan para pengikut Dewi Kali di India yang masih melaksanakan tradisi upacara sati. Upacara Sati yaitu tradisi membakar seorang janda bersama suaminya yang sudah meninggal. Tradisi tersebut sungguh sangat tidak menguntungkan dan tidak berperikemanusiaan.
“Apakah mungkin,” lanjut Phileas Fogg, suaranya tidak menunjukkan emosi apa pun, “kebiasaan barbar ini masih ada di India dan Inggris tidak mampu menghentikannya?” 
“Pengorbanan ini tidak terjadi di sebagian besar wilayah India,” sahut Sir Francis; “tetapi kita tidak memiliki kekuasaan atas wilayah yang masih liar ini, dan terutama di sini di Buncelcund. Seluruh wilayah di utara Vindhia merupakan ladang pembunuhan dan
perampasan yang terus berlangsung.” (Verne, 2008:112)
Fakta tentang sarang opium yang berada di Hongkong:
"Fix dan Passepartout menyadari mereka berada di dalam rumah madat yang dipenuhi makhluk-makhluk yang malang, pucat, dan bodoh, pembeli obat bius yang sangat buruk bernama opium, yang dijual oleh pedagang Inggris sampai sebesar satu juta empat ratus ribu pound sterling—ribuan orang menyerahkan diri mereka pada salah satu sifat buruk paling tercela yang menimpa umat manusia! Pemerintah Cina sudah berusaha mengatasi kejahatan ini dengan hukum yang keras, tetapi sia-sia. Opium itu disalurkan secara berangsur-angsur dari kalangan orang kaya, yang awalnya mendapatkannya secara eksklusif, pada masyarakat kelas bawah, lalu dampak membinasakannya tidak bisa ditahan. Opium diisap di mana-mana, setiap saat, oleh laki-laki maupun perempuan, di wilayah Kekaisaran Langit itu." (Verne, 2008:175)
Serta fakta tentang kebiasaan kaum Mormon di Amerika yang suka berpoligami :
"Terlihat banyak wanita yang dengan mudah dikenali dari “penampilan khas” kaum Mormon, tetapi tidak boleh disamaratakan bahwa semua pengikut Mormon melakukan poligami. Mereka bebas untuk menikah ataupun tidak, sesuai keinginan mereka sendiri. Namun, penting untuk diketahui bahwa sebagian besar perempuan Utah-lah yang paling menginginkan pernikahan karena, menurut ajaran Mormon, gadis-gadis perawan tidak akan mendapatkan kebahagiaan tertinggi. Makhluk-makhluk malang ini tampaknya tidak kaya dan juga tidak bahagia." (Verne, 2008:269)

Apakah Jules Verne benar-benar keliling dunia ?

Menurut apa yang saya kutip dari  Britanica,  Jules Verne tidak berkeliling dunia seperti karakter di Around the World in Eighty Days (1873). Namun, dia mengunjungi Amerika dengan kapal Great Eastern pada tahun 1867, dan dia berlayar keliling Eropa dengan yachts miliknya. Apa yang ia tulis mengenai negara yang ia kunjungi, sepertinya berasal dari berbagai sumber, literatur dan pengalaman orang lain. Jules Verne sepertinya tahu benar tentang kelautan dan bagaimana mengemudi sebuah kapal. 
“What one man can imagine, another will someday be able to achieve.”  (Jules Verne)
Verne memberikan pandangannya bahwa perjalanan mengelilingi dunia pada saat itu nantinya akan dapat dilakukan oleh siapa saja, tidak hanya untuk para penjelajah ataupun para petualang sejati berkat adanya kemajuan teknologi transportasi. Ya! membaca buku ini membuatku ingin pergi menyusuri dunia, bukan hanya melalui jendela yang berisi ribuan kata dan kalimat, tetapi pergi melangkah dan merasakan dunia.

Buku yang sangat briliant ! 
Rating Ruang Buku Megga ✬✬✬✬✬ (5/5)

Judul : Around The World In Eigthy Days
Judul Terjemahan: Mengelilingi Dunia Dalam 80 Hari
Penulis: Jules Verne
Alih Bahasa: Rahmani Astuti
Penerbit: PT Serambi Ilmu Semesta 
Tahun Terbit: 2008 (Pertama kali, 1872)
Tebal: 367 halaman







Thursday, April 22, 2021

Review Julius Caesar - William Shakespeare

Julius Caesar adalah seorang pemimpin militer dan politikus Romawi pada masa 44 SM. 
Setelah berhasil menaklukkan sebagian besar dunia kuno, Caesar diminta untuk memimpin Kekaisaran Romawi. Caesar sangat dicintai rakyatnya, namun Cassius, Brutus dan Anggota senat Romawi lainnya takut akan hal itu. Mereka beranggapan bahwa Caesar akan menjadi diktator yang haus kekuasaan. Mereka pun berkonspirasi untuk membunuh Caesar pada tanggal 15 Maret. 

Cassius merupakan anggota senat yang tidak bisa dipercaya dan tidak disukai Caesar, ide konspirasi untuk membunuh Caesar tentu datang dari Cassius. Brutus sebenarnya teman baik Caesar, ia menderita karena keputusan untuk membunuh sahabatnya Caesar. Berkat hasutan Cassius, pada akhirnya, dia mengesampingkan persahabatanya untuk kebaikan negara. Yah, kebaikan negara supaya tidak dipimpin oleh seorang diktator. Padahal Caesar adalah seorang pemimpin yang menurut rakyat Roma ideal. Konspirasi tersebut terlahir karena ke-iri-an Cassius terhadap Caesar yang sedang di atas awan.
"Orang seperti itu tidak akan pernah senang diam jika melihat ada orang yang lebih besar darinya, dan karena itu ia berbahaya. Aku lebih suka mengatakan apa yang harus ditakuti daripada apa yang kutakuti karena aku akan selamanya Caesar." (Babak 1, Adegan 2, hal. 20)
Sebelumnya, salah satu peringatan hari berakhirnya Caesar, berasal dari Peramal, yang mengucapkan kalimat :
"Beware of Ides of March

 atau dalam bahasa Indonesia:

"Hati-hati pada pertengahan bulan Maret"

Dalam kalender Romawi, Ides of March jatuh pada tanggal 15 Maret. Berasal dari Bahasa Inggris Pertengahan, Prancis Kuno, dan Latin, kata ides merujuk pada hari yang menguntungkan dalam kalender Romawi, semacam seperti hari libur.


Pertanda kedua datang dari mimpi Calpurnia, istri Caesar. Dalam mimpinya ia melihat Cesar dibunuh. Karena Caesar seorang tidak kenal takut, apalagi terhadap takhayul mimpi atau peramal, Ia tetap datang ke sebuah sesi senat yang sudah dijadwalkan tanggal 15 Maret. 
"Dewa-dewa melakukan ini untuk menakut-nakuti orang pengecut. Caesar sama saja dengan hewan tak berjantung jika hari ini tak keluar rumah karena takut. Tidak, Caesar lebih berbahaya daripada dia. Kami adalah dua ekor singa yang dilahirkan pada hari yang sama, dan aku adalah yang tertua yang paling menakutkan. Caesar akan pergi." (Caesar, Babak 2, Adegan 2, hal.  50) 
Dan begitulah Caesar dengan harga diri dan keangkuhanya berjalan menuju kapitol di hari kematianya. Pada tanggal 15 Maret 44 SM Caesar ditikam oleh Casca, kemudian Brutus.


Aku kagum dengan kepiawaian Markus Antonius dalam berpidato, pada saat Caesar akan dimakamkan, ia menggunakan retorika dan pengingat yang tulus untuk  menggambarkan Caesar dengan cara yang sangat positif sehingga  banyak rakyat yang justru marah terhadap para konspirator. See, the power of words can change the world !
Kemudian Akhirnya pasukan pendukung Caesar (Antonius, Octavianus dan Lepidus) maju berperang melawan pasukan konspirator (Brutus, Cassius, Casca). Pertempuran tersebut berlangsung di Filifi, yang dimenangkan oleh pasukan Antonius.

Kisah menyedihkan Julius Caesar ini merupakan tragedi yang diambil dari sejarah. William Shakespeare mengambil dari catatan seorang sejarawan Romawi terkenal, yaitu Plutarkhos. Menurut sejarah, setelah kematian Caesar, terbentuklah kerajaan romawi yang pertama yang dipimpin oleh anak angkat Caesar yaitu Octavius.

Naskah drama ini aku baca sekali duduk, membuatku lebih mudah dimengerti  karena yang aku baca versi bahasa Indonesianya. tapi ada sebagian terjemahan yang kurang pas, biar mencocokan, sekali-kali aku juga buka versi bahasa Inggrisnya. Buku ini merupakan buku ke-4 Shakespeare yang aku baca versi naskah atau play script. 

Review ini diposting bertepatan dengan ulang tahun Shakespeare yang ke-457,  dan bagian dari tantangan:

Rating Ruang Buku Megga  ✬✬✬ (3/5)

Judul : Julius Caesar
Judul Terjemahan: Julius Cesar 
Penulis: William Shakespeare 
Alih Bahasa:  Asrul Sani
Penerbit: PT Dunia Pustaka Jaya
Edisi : E-book
Tahun Terbit: 2020 (Pertama Kali, 1599)
Tebal: 135 halaman

Buku ini saya pinjam di iPusnas 
 

Friday, April 9, 2021

Author's Birthday Challenge April 2021 - March 2022




Let's celebrate author's birthday !!
Feature one or more author each month, Then, make a list of author's birthday to build on from year-to-year.
From April 2021 to March 2022, I choose several authors and book titles that are already on the reading queue list :

April 

April 02


April 23
William Shakespeare (1564) - Julius Caesar


May

May 22
Sir Arthur Conan Doyle (1859) - The Lost World


June

June 02
Thomas Hardy (1840) - Far From The Madding Crowd


June 22
Dan Brown (1964) - The Lost Symbol
                              Inferno


July


July 28
Beatrix Potter (1866) - The Tale of Peter Rabbit


August


August 20
H.P Lovecraft (1890)- At the Mountains of Madness


September

September 15
Agatha Christie (1890) - Appointment with Death

September 21
Stephen King (1947) - The Eyes of Dragon

September 21
H. G. Wells (1866) - The Time Machine

October

October 15
Mario Puzo (1920) - The GodFather

November

November 08
Margaret Mitchel (!900) - Gone With The Wind


November 11
Fyodor Dostoyevsky (1821) - Notes From Underground


December

December 12
Gustave Flaubert (1821) - Madame Bovary


December 16
Jane Austen (1775) - Pride and Prejudice


January

January 03
J.R.R Tolkien (1892) - Beren and Luthien


February

February 27
John Steinbeck (1902) - East of Eden


March


March 06
Gabriel García Márquez (1927) - Love in The Time Of Cholera





















Friday, April 2, 2021

Review dan Ulasan L'assommoir Novel by Émile Zola

Novel L’Assommoir merupakan sosial eksperimen-nya Zola terhadap kehidupan kaum buruh dan pekerja kawasan industri di Paris dalam bentuk literatur. Tak hanya itu, Zola pun menganalisis pengaruh alkohol dalam kehidupan sehari-hari mereka, yang bertempat di daerah kumuh di pinggiran kota Paris. Rentang waktu yang digambarkan dalam novel ini adalah sekitar tahun 1851. 

Cerita novel ini fokus pada kehidupan Gervaise Macquart yang carut-marut setelah dicampkan kekasihnya, Auguste Lantier. Ia dan Auguste memiliki dua anak lelaki, Etiene dan Cloud.  Kehidupanya bersama  Auguste Lantier bisa dibilang manis di awal. Auguste mendapatkan sejumlah uang warisan dan pergi bersama Gervaise ke Paris. Namun mereka tidak bisa mengatur keuangan dan hanya bisa bersenang-senang dan menghabiskan uang tersebut. Untuk menhidupi anak-anaknya, Gervaise kemudian bekerja sebagai buruh cuci di rumah cuci/ laundress di daerah yang paling kumuh di Paris, karena tak ada pilihan lain. Sampai pada saatnya Auguste meninggalkan Gervaise, lari dengan wanita lain bernama Adele. Sepertinya Gervaise hanya menyesal sedikit akan kepergian Auguste, Karena toh selama tinggal bersamanya, Auguste adalah seorang pemalas, tidak mau bekerja dan pemabuk, bahkan sering menghabiskan uang dan harta Gervaise. 

Ada seorang tukang atap/ roofer bernama Coupeau, yang tertarik akan kecantikan Gervaise dan mulai mendekatinya. Kemudian Gervaise dan Coupeu menikah, dan mendapatkan seorang anak perempuan bernama Nana. Bersama Coupeau, Gervaise berhasil mendirikan rumah cuci (laundress) sendiri. Namun, kebahagiaan itu tidak bertahan lama. Kemalangan dalam hidup Gervaise, dimulai dengan kecelakaan Coupeau saat memperbaiki atap yang membuatnya dirawat di rumah sakit. Selama perawatannya yang menyiksa, Coupeau mulai mengonsumsi alkohol, yang membuatnya menjadi pemabuk dan tidak mau bekerja lagi. Beberapa kali, Coupeau sering mengunjungi rumah minum yang bernama  L’AssommoirKondisi ini diperparah dengan kedatangan Auguste Lantier yang diterima dengan tangan terbuka oleh Coupeau ke rumah mereka. Auguste yang seperti lintah darat perlahan-lahan menghisap harta Gervaise. Gervaise pun harus menanggung semua beban ekonomi dan hutang keluarga sendiri. Mantan suami Gervaise, Auguste yang seperti parasit juga masih menginginkan tubuh Gervaise untuk memuaskan nafsunya, ini pun semakin menambah kerumitan hidupnya. Gervaise lelah dan stress menghadapi mereka, seakan ia mempunyai dua suami. 

Seringkali Coupeau murka tanpa alasan bila stok minuman keras tidak ada, karna mereka sudah terlalu miskin untuk membelinya. Nana dan Gervaise pun sering menjadi sasaran pukulan kemarahan Coupeau, sampai-sampai Nana kabur dari rumah karena muak dengan keadaan keluarga mereka. kemudian Emile Zola membuat kisah Nana yang menjadi seorang pelacur dalam satu buku yang berjudul Nana. 

Mengonsumsi minuman alkohol secara berlebihan memang sangat tidak baik bagi kesehatan raga dan juga mental si peminum, yang kemudian ini menjadi akar masalah yang bisa merembet kemana-mana. Dengan orang tua dan lingkungan seperti itu, sulit untuk memperbaiki kemiskinan. Gervaise, Nana, dan Coupeau pada dasarnya orang yang baik, mereka adalah korban ketidaktahuan dan kerasnya kehidupan di lingkungan sekitar mereka.

Apa yang saya utarakan dalam ulasan ini sebenarnya sebagian kecil nya saja yang menjadi inti cerita, ada juga cerita tentang tetangga Gervaise, Madame Bijard yang dipukuli suami nya sampai mati, disaksikan oleh anak-anaknya, yang masih kecil yang harus dipaksa dewasa mengurusi ayahnya yang pemabuk.  Kekerasan karena pengaruh alkohol dalam novel ini sangat banyak diperlihatkan, hampir membuat saya muak. Entah Zola nya terlalu mendramatisir atau memang seperti itulah kondisinya. Entah jadi apa anak-anak itu nanti. Mungkin  pada zaman itu hak-hak perempuan dan anak-anak masih belum tersuarakan. Setelah menikah, wanita hanyalah menjadi properti dan sepenuhnya milik suaminya. 
Jujur, saya sangat menyayangkan kehancuran kisah Gervaise yang mulanya optimis dan mempunyai jiwa pekerja keras itu. 

Karena kelihaian narasi Zola, sampai-sampai akupun ikut merasakan kepedihan, kelaparan dan kesengsaraan Gervaise di akhir cerita. Memang, membaca fiksi sastra selalu menumbuhkan rasa empati dalam diri dan kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Zola selalu membuatku berfikir out of the box dan berempati dengan karakter yang mereka baca.

Review ini saya posting bertepatan dengan ulang tahun Émile Zola yang ke- 181 

Merci beaucoup pour votre travail et joyeux anniversaire !

 1st  Author's Birthday Challange 2021 - 2022

Rating Ruang Buku Megga  ✭✭✭✭ (4.5/5)

Judul : L'assommoir
Judul Terjemahan: Rumah Minum 
Penulis: Émile Zola 
Alih Bahasa:  Lulu Wijaya
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2018 (Pertama Kali, 1877)
Tebal: 660 halaman




Most Viewed