Thursday, October 18, 2018

Review dan Ulasan Novel Klasik Agnes Grey - Anne Brontë

Novel Agnes Grey merupakan buku ber-genre Bildungsroman dan sebenarnya aku baru mengetahui apa itu genre bildungsroman, apa termasuk genre ya? menurut Wikipedia, Bildungsroman adalah genre sastra yang menitikberatkan tema pendidikan manusia serta proses perjalanan pribadi tokoh-tokohnya dari awal pertumbuhannya menuju kedewasaan. Yaap, Novel ini merupakan coming of age-nya tokoh protagonis Agnes Grey. Cerita dan perjalanan Agnes sendiri menuju kedewasaan, pencarian jati diri dan kemandirianlah yang bisa dijadikan pembelajaran oleh pembaca. Selain Agnes Grey, aku juga telah membaca novel serupa seperti Jane Eyre karya Charlote Brontë (saudara kandung Anne Brontë), Great Expectations karya Dickens, Little Woman karya Louisa May Alcott, A Tree Grows in Brooklyn karya Betty Smith dan masih banyak lagi novel serupa yang telah saya baca dan belum sempat di-review, hupppss. Novel bildungsroman mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hariku, salah satunya memberikan wawasan mendalam tentang karakter seseorang, tidak membuatku menjadi judgemental, dan juga membantu memahami konflik dalam kehidupan nyata.



Agnes Grey berasal dari keluarga miskin, ayahnya seorang pendeta yang hanya memiliki sebagian besar properti warisan, ibunya merupakan wanita terhormat yang berpendidikan, namun ia lebih memilih hidup dengan seorang pendeta karena cinta. Agnes mempunyai saudara perempuan bernama Mary. Agnes dan Mary dibesarkan dalam pengasingan yang ketat, ibu dan ayahnya bertanggungjawab penuh atas pendidikan mereka. 

Ayahnya, Mr. Grey mencoba meningkatkan kedudukan keuangan keluarga, dengan menjaminkan seluruh assetnya pada seorang pedagang kenalanya namun sayangnya si pedagang tersebut meninggal dalam kecelakaan, dan investasi yang hilang itu membuat keluarga itu jatuh ke dalam utang. Mereka semua berusaha untuk menjaga biaya tetap rendah dan menghasilkan uang tambahan, tetapi Agnes frustrasi karena semua orang memperlakukannya seperti anak kecil. Untuk membuktikan dirinya dan mendapatkan uang, ia bertekad untuk mendapatkan posisi sebagai pengasuh.
"Aku hanya perlu berpaling dari murid-murid kecilku kepada diriku sendiri saat di usia mereka, dan aku langsung tahu bagaimana mendapatkan kepercayaan dan kasih sayang mereka, bagaimana membangkitkan penyesalan atas kesalahan, menghibur yang menderita, bagaimana membuat kebajikan dapat dipraktikan, instruksi diminati, dan agama menjadi sesuatu yang indah dan dapat dipahami. Tugas yang menyenangkan! Mengajari jiwa-jiwa muda cara bermimpi!" (Agnes Grey, hlm. 20)

The Bloomfields

Agnes mendapatkan rekomendasi untuk menjadi pengasuh di keluarga Bloomfield. Keluarga Bloomfield adalah keluarga yang kaya dan jauh lebih kejam. Nyonya Bloomfield memanjakan anak-anaknya sementara Tuan Bloomfield terus-menerus mencari-cari kesalahan pekerjaan Agnes. Anak-anak nakal dan Agnes bertanggung jawab atas mereka meskipun tidak diberi otoritas nyata atas mereka. Tom, anak Bloomfield tertua, sangat kasar dan bahkan menyiksa binatang kecil. Agnes yang sangat mencintai alam dan binatang melakukuan apa yang ia anggap benar. Ia sangat marah sekali melihat burung-burung yang disiksa Tom, kemudian Agnes membunuh burung tersebut agar terlepas dari penderitaan. Namun hal itu malah membuat Mrs. Bloomfield menganggap Agnes tidak menunjukan kemurahan hati.
"Tom," kataku,"Aku tidak akan mengizinkan kau menyiksa burung-burung itu. Binatang itu harus langsung dibunuh atau dibawa kembali ketempat kau mengambilnya, jadi induknya bisa terus memberi anak-anak burung itu makan" (Agnes Grey, hlm. 70)
Karena dianggap tidak mampu mengasuh anak dan dianggap belum mampu di bidangnya. Dalam waktu kurang dari setahun, Agnes terbebas dari posisinya dan pulang kembali ke rumah pendeta. 
"Aku berharap bisa mengatakan sesuatu untuk memberikan pembenaran diri, tetapi saat mencoba berbicara, aku merasa suaraku goyah, tetapi alih-alih meluapkan emosi, atau menanggung derita menghadapi air mata yang telah menggenangi mataku mengalir keluar, aku memilih untuk tetap diam dan menerima semuanya seperti tersangka yang menghukum dirinya sendiri." (Agnes Grey, hlm. 76)
The Murrays

Agnes tidak gentar, apa yang terjadi di Bloomfield merupakan pelajaran bagi dirinya. Rumah keduanya merupakan keluarga yang lebih kaya yaitu The Murrays. Ia diposisikan untuk mengasuh gadis-gadis Murrays, Rosalie dan Matilda. Matilda adalah gadis tomboi dan Rosalie si tukang menggoda laki-laki. Kedua gadis itu egois dan terkadang tidak menyenangkan, namun posisi Agnes sedikit lebih baik daripada di rumah Bloomfields. 
Pertemuan pertama Agnes dengan Mr. Edward Weston dimana dalam kunjunganya ke rumah Nancy Brown, seorang wanita yang penglihatanya buruk, sering meminta Agnes untuk dibacakan Alkitab. Agnes menganggap Edward bukan hanya sekedar teman, melainkan seseorang yang benar-benar bisa diajak bicara, seseorang yang bisa mendengerkan dan ternyata Agnes jatuh cinta. 
Rosalie Murray kini telah bertunangan dengan baronet kaya dari Ashby Park, Sir Thomas Ashby. Walaupun sudah bertunangan, sikap Roasalie yang terkadang keterlaluan. Ia suka mempermainkan laki-laki dan membuatnya patah hati hanya untuk kesenangan semata, terkadang ia  membanggakan dirinya, bisa membuat laki-laki jatuh cinta padanya merupakan suatu pencapaian. Kini ia mulai menggaet Edward Weston. Alasan apapun ia lakukan agar Agnes tidak bertemu Edward di gereja pada hari minggu, dan agar Agnes tidak lagi keluar rumah.
"Oh, mereka telah merampas harapan yang begitu berharga bagi semangatku; Mereka tidak mengizinkanku mendengarkan suara yang begitu didamba oleh jiwaku. Mereka Tidak membiarkanku melihat wajah yang membawa begitu banyak sukacita bagi pandanganku; Dan mereka membawa pergi semua senyummu dan semua cintamu dariku. Yah, biarkan mereka merebut semua yang mereka bisa; tetapi satu harta karun tetap menjadi miliku,-hati yang begitu bergairah saat memikirkanmu, dan dapat merasakan betapa berharaganya dirimu." (Agnes Grey, hlm. 218)
Apa yang dituangkan Anne Bronte dalam tulisan ini merupakan kritik atas sikap sosial di abad ke-19. Tentu saja ini mengarah pada penindasan pengasuh dalam keluarga. Masyarakat kalangan atas pada saat itu menganut nilai-nilai  yang berasal dari ambisi dan kelas sosial. Penindasan terhadap binatang pun menjadi hal yang sangat menarik untuk dibahas. Anne berpikir, hewan adalah sesama makhluk ciptaan tuhan dan tentunya di bawah perlindungan manusia, sikap menyiksa binatang merupakan hal yang tidak dibenarkan.
Novel ini pertama kali diterbitakan bulan Desember 1847 oleh Anne Brontë (ditulis dengan nama pena Acton Bell). Novel ini menunjukkan bahwa sebagian besar didasarkan pada pengalaman Anne Brontë sebagai seorang pengasuh selama lima tahun.

Rating Ruang Buku
✭✭✭ (3/5)

Tentang Penulis

Anne Brontë, lahir 17 Januari 1820 - 28 Mei 1849) adalah seorang novelis dan penyair Inggris, anggota termuda dari keluarga sastra Brontë, anak dari Patrick Brontë, seorang pendeta Irlandia yang miskin di Gereja Inggris. Anne Brontë hidup hampir sepanjang hidupnya bersama keluarganya tinggal di paroki Haworth di Yorkshire Moor. Dia juga menghadiri sekolah asrama di Mirfield antara 1836 - 1837. Pada usia 19 tahun, dia meninggalkan Haworth dan bekerja sebagai pengasuh antara 1839 smapai 1845. Setelah meninggalkan posisi mengajarnya, dia memenuhi ambisi sastranya. Dia menerbitkan kumpulan puisi dengan saudara perempuannya (Puisi oleh Currer, Ellis, dan Acton Bell, 1846) dan dua novel.  Agnes Grey, berdasarkan pengalamannya sebagai pengasuh, diterbitkan pada tahun 1847. Novel kedua dan terakhirnya, The Tenant of Wildfell Hall, yang dianggap sebagai salah satu novel feminis berkelanjutan pertama, muncul pada tahun 1848. Seperti puisinya, keduanya novelnya pertama kali diterbitkan di bawah nama pena maskulin Acton Bell. Kehidupan Anne terputus ketika dia meninggal karena apa yang sekarang dicurigai sebagai tuberculosis paru pada usia 29 tahun. (Sumber Wikipedia)





1 comment:

Most Viewed