"nolite te bastardes carborundorum" - Jangan biarkan para banjingan itu menindasmu. (hlm. 273)
Apa jadinya bila hak hidup bebas kita telah direnggut? Bagaimana ketika kamu sebagai perempuan dilarang membaca buku lagi, bahkan memiliki pekerjaan sesuai keinginanmu? Seakan kita kembali ke masa silam sebelum lahirnya paham-paham feminisme. Setiap gerak gerik mu diawasi oleh pemerintah, media sosial bahkan handphone pun dilarang, aahh Sungguh sangat menyebalkan kan? karena kamu hanyalah kaum bawah yang tertindas.
Itulah yang terjadi di Republik Gilead. Dalam novel karya Atwood ini, Gilead adalah sebuah negara di benua Amerika masa depan yang menjalani tatanan pemerintahan ekstrimis totaliter demi terwujudnya dunia yang lebih baik. Namun tidak lebih baik bagi semua orang, terutama bagi Handmaid. Di Gilead, semua wanita dilarang mengonsumsi media apa pun, termasuk membaca. Mereka percaya bahwa negara bisa diselamatkan apabila perempuan kembali ke rumah.
Novel ini diceritakan dengan sudut pandang seorang Handmaid bernama Offred. Handmaid adalah sebutan bagi budak seks yang ditempatkan di rumah-rumah petinggi pemerintahan yang memiliki satu tujuan yaitu melahirkan anak.
Karena Perubahan iklim dan paparan bahan kimia beracun telah menyebabkan sebagian besar populasi AS menjadi tidak subur. Namun, Offred diberkati dengan kesuburan. Kesuburan wanita menjadi yang paling penting dalam upaya untuk "menyelamatkan" populasi Gilead dari kepunahan. Offred sebagai Handmaid melakukan tugas yang disebut-sebut sebagai pahlawan negara.
Offred bukanlah nama aslinya. ia disebut Offred karena ia ditempatkan di kediaman Mr. Fred Waterford. Jadi bila ia berpindah ke Tuan yang lain, namanya pun berganti. Sebelumnya ia memiliki nama yang sekarang dilarang untuk disebutkan. Sungguh sangat tidak nyaman tinggal di Gilead sebagai kalangan bawah. Sebagai Handmaid, setiap harinya Offred memakai setelan warna merah dengan bonnet berwarna putih, yang ia kenakan di kepala untuk membingkai dan menyembunyikan wajahnya.
Setiap Offred pergi berbelanja, ia tidak boleh sendirian, ia harus ditemani oleh handmaid lain. Tentunya karena totaliterian, di berbagai sudut kota di Gilead, Para penjaga (The Guardian) dan Mata-mata (The Eyes), dengan senjata laras panjang di kalungnya selalu siap siaga menjaga republik dari serangan luar atau dari dalam negeri itu sendiri.
Oleh Atwood, Kita pun diajak menyusuri kehidupan lama Offred sebelum revolusi Gilead. Kehidupan lama yang seperti kita saat ini yang biasa-biasa saja. Ia mempunyai suami, anak dan teman-teman.
Sebenarnya aku sangat suka novel bergenre distopia atau ada juga yang menyebutnya Orwelian. Namuuuun ....... hmmmmm maaf Nenek Atwood, gaya penulisanya sempet bikin aku mogok baca ini. Alurnya maju mundur tapi terkesan seenaknya. Tapi di akhir-akhir cerita makin seru kok yang buat aku tetep bersemangat untuk menuntaskan novel ini sebelum nonton seriesnya (tapi dikit-dikit aku cheat sih nonton tapi yang awal-awal supaya ada gambaran tapi gak langsung ke spoiler).
Apa yang terjadi di Gilead mungkin bisa saja terjadi di kehidupan masa depan kita nanti. bahkan tanda-tandanya mulai terlihat. Sedih juga kalau melihat bumi ini semakin tua, polusi udara, laut tercemar dan hutan atau gunung-gunung makin habis dikeruk untuk kepentingan kapitalis. Pemerintahan seperti Gilead sepintas terlihat bijak untuk lingkungan dan bumi, namun tidak bijak dalam hal kemanusiaan.
✬✬✬✬ (4/5)
P.S :
Ternyata Novel ini novel berseri... aiih aiih .. aku aja baru tau pas buka Goodreads.. yuk sama-sama kita nunggu sekuelnya yang bejudul The Testaments, yang katanya tahun 2019 ini bakalan terbit, Horeee .. tentu saja nunggu Gramedia yang nerjemahin ^-^
Judul : The Handmaid's Tale (Kisah Sang Handmaid)
Format : Paperback
Penulis : Margaret Atwood
Alih Bahasa : Stefanny Irawan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tanggal Terbit : 31 Des 2018 (Original 1985)
Total Halaman: 448 hlm
ISBN : 9786020619583
No comments:
Post a Comment