Monday, October 24, 2022

Review dan Ulasan Novel Mathilda - Mary Shelley



Warning !!

This novel contains: incest, in love with death and commit suicide, but, I proudly appreciate, 4 stars for Mary whose birthday in late August 30th.

Mathilda, kehilangan ibunya tak lama setelah kelahirannya, tumbuh di bawah perlindungan bibinya sampai usia 16 tahun. Sama seperti ibunya, dia adalah gadis yang cerdas, naif dan cantik. Ayahnya telah berkelana dan mengasingkan diri selama 16 tahun demi menghilangkan rasa sakit dan kesedihan kehilangan istrinya. Setlah kematian bibinya, Mathilda dan Ayahnya hidup bersama setelah 16 tahun tidak pernah berjumpa. Kecantikan Mathilda mulai terpancar setlah ia berusia 16 tahun, kecantikan seperti mendiang ibunya, Diana.

Ketika Mathilda mengetahui tentang cinta ayahnya untuknya merupakan hasrat yang lain bukan sebagai ayah dan anak, kehidupan Mathilda pun tidak akan sama seperti sebelumnya. Setelah kematian ayahnya, Mathilda mengasingkan diri dan hidup sebagai orang yang anti-sosial. Kemudian Mathilda dipertemukan dengan Woodville, ia prihatin akan keadaan Mathilda, dan berusaha untuk menolongnya. 

In the end .... Woodville bukanlah Kesatria dengan baju baja berkilauan, dan Mathilda tidak hidup bersama dengan Woodville sampai akhir hayatnya. Karena novel ini bukan Roman picisan tapi Gothic romance yang sudah kusangka tak akan berakhir bahagia. 

Gaya bercerita Mary sungguh sangaat baguuuus.. this is masterpiece. Walaupun plotnya simpel, tapi Mary tidak pernah kehabisan metafora dan rangkaian kata yang sangat puitis.

Di bawah ini merupakan kutipan-kutipan yang aku suka, sesaat sebelum Mathilda bertemu dengan kematian :

"Sejujurnya, aku jatuh cinta terhadap kematian; kesenangan seorang gadis yang memandangi gaun pengantinya masih kalah dibandingankan aku yang suka membayangkan tubuhku tubuhku telah diselimuti kain kafan: bukankah itulah gaun pernikahanku? Hanya dengan cara itu aku akan bertemu dengan ayahku di tempat batin rohani kami bisa bersatu abadi dan tidak akan terpisahkan selamanya"

"Kau berpaling dariku; tetapi, sebelum kau menolakku, bayangkanlah, Woodville, betapa indahnya andaikan kita bisa menyingkirkan beban air mata dan kesengsaraan yang kita derita saat ini; dan tentu saja kita akan menemukan cahaya setelah kita melewati lembah gelap. Minuman itu akan membawa kita terjun ke dalam tidur yang panjang yang indah, dan ketika bangun kita akan berbahagia karena kesedihan dan ketakutan kita telah usai." 

PS: Ada beberapa kesamaan dari dari novel ini dengan kisah hidup Mary Shelley sendiri. Ibu Mathilda dan Mary sama-sama meninggal pada saat melahirkan mereka, hingga kedekatan Mary dengan ayahnya pun menjadi sorotan bahwa novel ini merupakan semi-autobiografinya.

Rating Ruang Buku Megga  ✬✬✬✬ (4/5)

Judul : Mathilda
Penulis: Mary Shelley
Alih Bahasa: Imanina Resti Sujarwoto
Penerbit: Noktah
Tahun Terbit: 2020 (Pertama kali, 1959) 
Tebal: 229  halaman

No comments:

Post a Comment

Most Viewed