Ruang Buku: Review dan Ulasan Novel Perfume

Jean-Baptiste Grenouille, anak haram yang lahir tanpa bau pada abad ke-18 di Perancis. Semasa ia kecil dari bayi hingga masa kanak-kanak, Grenouille selalu berpindah-pindah, Ia hampir dibunuh oleh ibunya, dibuang ke biara Saint-Merri, kemudian dibuang lagi ke Panti Asuhan Madame Gaillard. Sungguh beruntung, Madame Gaillard yang telah kehilangan kepekaan membaui, memandang Grenouille sebagai anak normal. Namun dibalik keanehan Grenouille yang tanpa bau, ia dikaruniai berkat penciuman yang luar biasa tajam.

"Misalnya minuman berwarna putih yang biasa disajikan Mada Madame Gaillard untuk anak-anak asuhnya setiap hari. Orang lain akan langsung akur bahwa itu susu, tapi indra penciuman dan pengecap Grenouille menegaskan hal yang berbeda setiap hari, tergantung seberapa panas saat disajikan, dari sapi mana susu itu berasal, apa yang dimakan sapi itu sebelumnya, jumlah kandungan krim dan seterusnya." (hlm.41 )

Sungguh sangat detail, semuanya langsung terbayang dan terkalkulasi di otak Grenouille, jenius memang. Ketika remaja Grenouille seakan tidak butuh teman. Ia terus saja Berkelana sendiri demi memenuhi hasrat pngetahuan akan wewangian Kemudian ia, Oleh Madame Gaillard, dijual sebagai budak pekerja penyamakan kulit.

Ketika ia mengantarkan kulit kambing untuk bahan kulit Spanyol Count Verhamont. Kulit tersebut harus diberi wewangian oleh Giusepe Baldini, seorang alchemist dan pembuat parfum. Grenouille dipersilakan masuk, rupanya ia telah menginjakan kakinya di tempat di mana aroma bukan sekedar hiasan tapi menjadi pusat perhatian, ia tahu setiap aroma yang ditangani di sini dan kerap menggabungkanya di rumah aroma imajiner dalam ingatan.

Baldini hampir saja ingin mengakhiri karir sebagai pembuat parfum, namun hadirnya sosok Grenouille tiba-tiba saja membuka kembali harapan Baldini untuk mengalahkan pesaing bisnisnya, Pelisere. Karena Grenouille lebih banyak mengetahuin tentang wewangian ketimbang dirinya, Baldini pun menerimaya sebagai pegawainya dan belajar menjadi ahli parfum yang bersertifikat.

Sepanjang hidupnya, Grenouille berkelana demi obsesinya terhadap segala macam bau yang ada. selama perjalanan Ia menggunakan hidung sebagai penunjuk arah. Hanya alam pegunungan dan hutan lah yang ia sebut sebagai bau surgawai.

"Pada zaman itu kota-kota disesaki aroma asing bagi hidung manusia modern: jalan raya berbau pupuk kandan, halaman gedung berbau pesing, anak-anak tangga berbau jamur kayu dan kotoran tikus, ruang tamu berbau apak serta berdebu, kamar-kamar tidur seprainya tak pernah diganti sampai berminyak, bantal-bantal lemabab dan aroma manis sulfur mengambang dari perapian, aroma alkali menyengat dari bilik-bilik penyemakan kulit, sementara rumah-rumah jagal menebar bau darah beku. Orang-orang berbau keringat dan pakaian tak dicuci, mulut menebar bau gigi busuk, dari perut mengambang aroma bawang, dan tubuh mereka, kalau tak lagi muda, menebar aroma keju anyir, susu basi dan penyakit tumor." (hlm, 13)

Betapa sumpeknya kehidupan kota bagi Grenouille yang mempunyai penciuman tajam. Ia tidak pernah mempunyai rumah untuk kembali, ia lebih senang menetap di gua-gua. Hingga Ada salah satu bau yang menyenangkan bagi Grenouille, bau yang menggugah seleranya, bau yang lain daripada lain, bau yang sama sekali bukan berasal dari tumbuhan atau bunga melainkan bau dari seorang gadis perawan. Kali ini dia pun memutuskan bahwa dia akan berusaha untuk menjaga aroma tersebut secara fisik, tidak hanya dalam ingatannya. Segala cara ia dapatkan agar mendapatkan bau tersebut, bahkan kalaupun harus membunuh.

Menurutku, Grenouille merupakan seorang yang "sakit jiwa". Anda mungkin telah mengetahui bahwa kejeniusan dan kegilaan sangat berbeda tipis. Seperti anak dan yang mengidap autisme namun sangat jenius dalam matematika, Seperti itulah Grenouille. Sepanjang hidupnya ia tidak pernah mengerjakan sesuatu yang dibilang normal, ia anti-sosial namunn pintar memanfaatkan orang lain untuk tujuanya sendiri. Grenouille pun rupanya mengalami OCD (Obsessive-Compulsive Disorder). Ia sangat terobsesi akan wangi perawan tersebut yang sangat berlebihan hanya untuk dirinya. Ia mengesampingkan kehidupan normal seperti mencari pekerjaan sebagai jadi ahli pafum atau alchemist, mungkin dia bisa jadi seorang kaya raya dan terkenal saat itu. Namun itulah yang namanya jenius, uang dan kekuasaan malah dianggapnya tidak berarti.

Banyak sekali review dari luar negeri-sana yang mengulas buku ini sebagai buku yang orisinil dan mengagumkan, bahkan katanya buku ini merupakan buku 'thriller' yang menegangkan. Ya pada saat-saat terakhir menurutku lumayan membuat tegang. Tapi anda harus bersabar dulu, bila anda tidak terbiasa novel minim dialog, dari awal buku ini sangat

lamban sekali namun sangat mendetalil. Penulis memaparkan berabagai bebauan/wewangian di kota, di pasar, di gunung, di gua dengan deskripsi yang detail juga, Membuat saya penasaran apakah Patrick Suskind juga memiliki penciuman yang tajam?

Bukan hanya detail mengenai wewangian dan bau tetapi detail tempat pun tak kalah. Terimakasih sudah membawa saya jalan-jalan di Perancis Sekali lagi

Dan tentang terbitan edisi Dastan Books ini, saya sedikit saja memberikan komentar. dari segi terjemahan sih oke, cuman terlalu banyak kata 'Dus' yang saya gak paham apa itu bahasa jerman atau perancis.

"Dus, makin lama Grenouille tak hanya ditugasi mengaduk adonan ... "(hlm. 228)

Buku-buku bagus seperti ini memang patut diterjemahkan dan diterbitkan walaupun kurang komersil sih, tapi pembaca indonesia berhak mengisi asupan otaknya dengan konten yang dapat membuka luas pemikiranya. Maret 2019 lalu, Gramedia pun telah menerbitkan dan menerjemahkan ini. Sayangnya, saya lebih dulu beli yang edisi ini. Harganya murah pula.

Tak jarang buku-buku klasik sering berakhir di pojok diskon.

Rating Ruang Buku

✭✭✭✭ (4/5)

Judul : Perfume

Pengarang : Patrick Süskind
Bahasa : Indonesia

Penerjemah : Bima Sudiarto

Penyunting : Pray

Penerbit : Dastan Books

Edisi : Cetakan 17, April 2010

Halaman : 315