"Daerah kumuh Paris memang tempat berkumpul orang-orang eksentrik- orang - orang yang jatuh ke jalur kehidupan yang ter-kucilkan, setengah gila dan tidak lagi mencoba menjadi manusia normal atau wajar. Kemiskinan membebaskan mereka dari tata cara kelakuan biasa, seperti kekayaan membebaskan orang untuk tidak bekerja."
Buku ini mengajak kita menyelami kemiskinan di tempat yang paling kumuh di Kota Paris dan London. Buku ini ber-genre realisme-satire atau lebih tepatnya sosial eksperimen dan filosofi kehidupan melarat. Masih belum bisa dibuktikan kalau buku ini sebagai autobiografi George Orwell. Tapi beberapa events atau kejadian dari buku ini nyata pengalaman Orwell dan dikemas dalam bentuk fiksi. Novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama, yaitu sudut pandang penulis itu sendiri, karena tokoh aku di sini tidak diketahui namanya, yang kemudian oleh pembaca disebut sebagai George Orwell.
Realita kehidupan miskin di kedua kota besar Paris dan London tidak berbeda jauh. Hidup miskin tidak jauh dari kelaparan, kotor dan tidak punya tempat tinggal. Tidak ada lagi yang dipikirkan selain makan untuk hari ini dan tempat tidur untuk malam yang dingin. Tidak memikirkan esok pakai baju apa dan akan pergi kemana. Sebenarnya, saya sudah sering baca novel Emile Zola, kondisi kemelaratan di Paris pada abad 19 sampai abad 20 sudah tidak terlalu asing lagi. Kalau Zola lebih mendramatisir kemiskinan, Justru Orwell menyuguhkan kemiskinan dalam diselingi dengan humor, dan cara-cara menyelesaikan masalah orang miskin yang dibilang cerdik.